Senin, 11 Juni 2012

EKSTRAKSI

ALAT EKSTRAKSI NIKOTIN TEMBAKAU

 
Untuk membuat satu liter cairan nikotin murni, dibutuhkan 20 kilogram daun tembakau,  dengan proses selama 3 jam dengan panas 120 derajat celcius. Ampas tembakau yang tersisa setelah adanya proses ekstraksi menjadi 19 kilogram.
 "Nikotin setelah melalui proses lebih lanjut dapat dimanfaatkan untuk industri baik untuk campuran obat maupun campuran minuman suplemen,  harganya pun lebih mahal dan pangsa pasar yang terbuka lebar, 100 mg harganya  mencapai 900 ribu," katanya.    Menurutnya permintaan nikotin cair dari industri farmasi  dan ampas tembakau dari industri rokok di Timur Tengah meningkat. Untuk ampas tembakau, misalnya  industri rokok di Timur Tengah telah meminta sedikitnya 120 ton atau 6  container yang biasanya digunakan untuh shisha rokok khas Timur Tengah.
Prof. Dr. Jumina, PhD dari UGM menambahkan batang dan akar pohon tembakau bisa di proses untuk diambil nikotinnya. Sehingga tidak mutlak dari daun tembakau. Harga persatu unit  alat ekstrak nikotin rancangan UGM berkisar Rp 25 juta. Ke depan diharapkan  bisa dibuat home industri sehingga biayanya tidak mahal serta bisa membuka peluang  kerja. 

SOXHLET ALAT EKSTRAKSI LIPID
Metode dengan menggunakan soxhlet ini dijelaskan oleh Soxhlet pada tahun 1879. Contoh metode yang paling umum digunakan metode semi-kontinyu diterapkan untuk ekstraksi lipid dari makanan. Menurut prosedur Soxhlet tersebut, minyak dan lemak dari bahan padat yang diambil dengan mencuci berulang (perkolasi) dengan organik pelarut, biasanya heksana atau petroleum eter, di bawah refluks dalam gelas khusus.
Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan.
Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida (Wirakusumah 2007). Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon
Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,trigliserida,kolesterol.
Dalam metode ini sampel dikeringkan, digiling menjadi partikel kecil dan ditempatkan dalam sebuah bidal selulosa berpori. Bidal ditempatkan dalam ruang ekstraksi (2), yang digantung di atas sebuah labu kimia yang mengandung pelarut (1) dan di bawah kondensor (4). Labu dipanaskan dan pelarut menguap dan bergerak naik ke kondensor di mana ia diubah menjadi suatu cairan yang menetes ke ruang ekstraksi yang mengandung sampel. Ruang ekstraksi dirancang sehingga ketika pelarut sekitarnya sampel melebihi tingkat tertentu meluap dan menetes kembali ke dalam labu mendidih. Pada akhir proses ekstraksi, yang berlangsung beberapa jam, labu mengandung pelarut dan lemak akan dihapus. Dalam beberapa perangkat corong (3) memungkinkan untuk memulihkan pelarut pada akhir ekstraksi setelah menutup kran antara corong dan ruang ekstraksi. Pelarut dalam labu (1) kemudian diuapkan dan massa yang tersisa lipid diukur. Persentase lemak dalam sampel awal kemudian dapat dihitung.
Meskipun kerugian dari prosedur (ekstraksi lipid kutub miskin, lama terlibat, volume besar pelarut, pelarut bahaya mendidih), beberapa metode yang melibatkan ekstraksi pelarut otomatis digambarkan. Berbagai instrumen ekstraksi otomatis atau semi-otomatis dapat ditemukan di pasar.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Keuntungan metode ini adalah :
1.      Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
2.      Digunakan pelarut yang lebih sedikit
3.      Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini :
1.      Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
2.      Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
3.      Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.