Sabtu, 03 Maret 2012

LARUTAN BAKU PRIMER DAN SEKUNDER

Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya
dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan.

Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
-Mempunyai kemurnian yang tinggi
-Rumus molekulnya pasti
-Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
-Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat
       diabaikan)
-Larutan stabil didalam penyimpanan

Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.
Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
  • Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
  • Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau DMF.
  • Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.
  • Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
  • Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.
  • Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
  • Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan natrium nitrit.
Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan
atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya
didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.

Adapun syarat – syarat larutan baku sekunder :
-Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
-Berat ekivalennya tinggi
-Larutan relatif stabil didalam penyimpanan

SATUAN KONSENTRASI pada LARUTAN
Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan komponen pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut dalam suatu larutan disebut konsentrasi atau kepekaan. Kita kenal beberapa satuan konsentrasi yang umum antara lain :
a.Persen
Persen adalah hubungan yang menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dalam setiap seratus bagian larutan. Satuan persen terdiri atas beberapa macam yaitu : Persen berat per volume (V/V)

b. Molar
Molar atau molaritas adalah sistem konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.

M = Mol/liter M = mmol/ml M = gr/Mr x 1000/ml

c. Normal (N)
Normal atau normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang terkandung dalam setiap liter larutan.

N = grek/liter BE = BM/ev grek = gr/BE x 1/ltr

N = gr x ev/BM x vol

d. Molal (m)
Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam setiap kilogram pelarutnya.

m = mol zat terlarut/kg pelarut m = gr/BM x 1000/p

e. Fraksi mol (X)
Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol larutan.

X = mol zat terlarut/mol larutan X = n1/n1 + n2


f. Part per million (ppm)
Parts per million (ppm) merupakan satuan konsentrasi yang sangat encer atau disebut juga bagian persejuta.
ppm = mol zat terlarut/106 mg air atau ppm = mol zat terlarut/liter larutan
Untuk melarutkan bahan-bahan kimia yang tergolong eksotermik, seperti asam sulfat atau natrium hidroksida, maka yang dimasukkan ke dalam gelas piala lebih dahulu adalah pelarutnya/air, kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit bahannya sambil diaduk dan didinginkan (biasanya wadah direndam dalam air). Hal ini disebabkan karena bahan kimia ekstremik jika direaksikan dengan air akan menimbulkan pana, sehingga jika bahan kimianya yang dimasukkan dengan sedikit air pada awal reaksi akan menimbulkan panas. Akibatnya dapat menyebabkan ledakan kecil atau wadahnya dapat pecah.
Jika kita hendak membuat larutan dari bahan yang wujudnya cair, maka pekerjaan ini disebut pengenceran. Pertama-tama harus diketahui konsentrasi atau kadar dari zat cair induk. Dengan mengetahui konsentrasinya dapat dihitung jumlah larutan induk yang harus diencerkan sampai volume tertentu yang diinginkan dengan menggunakan rumus pengenceran sebagai berikut :

V1 x N1 = V2 x N2

Ket :

V1 = Volume larutan induk (diketahui konsentrasinya) yang akan dipipet.
V2 = Volume larutan yang diinginkan.
N1 = Konsentrasi larutan induk.
N2 = Konsentrasi larutan yang diinginkan.

4 komentar: